The Semicolon Project : Yuuk Lebih Kepo Dengan Sekeliling!! - The Semicolon Project, pernah dengar tentang project ini?! saya mengetahuinya pertama kali beberapa waktu lalu saat seorang teman di IG memposting tentang semicolon dan men-tag saya. Karena di-tag, otomatis saya jadi membaca captionnya.
Ternyata, semicolon ini sudah sempat ramai diperbincangkan di dunia maya *duh, saya kemana saja ya, kok baru tau*. Mungkin kalian juga ada yang belum tau dan bertanya-tanya, apa sih semicolon project ini?! tenang, saya akan menjelaskan secara singkat ya.
Jadi, semicolon project ini adalah sebuah gerakan yang dimaksudkan sebagai bentuk cinta kasih, dukungan dan harapan kepada orang-orang yang sedang berjuang melawan keputusasaan dalam hidupnya. Mereka yang tengah melawan depresi, kecanduan, korban bullying, dan mereka yang frustasi hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Mereka yang ingin berpartisipasi dalam semicolon project ini cukup menggambar ataupun mentato salah satu bagian tubuhnya dengan simbol semicolon.
Semicolon sendiri sebenarnya adalah tanda baca titik koma (;). Titik koma ataupun semicolon ini adalah tanda yang biasa digunakan penulis untuk meneruskan kalimat yang seharusnya bisa ia selesaikan. Kita adalah si penulis, dan kalimat itu dianalogikan sebagai hidup kita. Your story isn’t over yet, begitulah tagline dari The Semicolon Project.
Mengetahui tentang semicolon ini, saya seakan diingatkan untuk lebih care ke orang-orang sekitar, teringat beberapa kasus bunuh diri pada beberapa waktu lalu di Medan yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan. Semua pelaku bunuh diri masih usia muda dan berstatus mahasiswa. Kala itu saya sungguh tercengang dan bertanya-tanya, dimana orang-orang terdekatnya?! Ia yang terlalu tertutup, atau lingkungan sekitar yang sudah berubah menjadi individualis.
Saya mengembalikannya ke diri sendiri dan cenderung berpikir tentang analisis kedua : lingkungan yang berubah individualis. Ini karena seringkali saya perhatikan, orang-orang yang ingin bunuh diri sebenarnya tidak benar-benar ingin bunuh diri. Ia hanya sedang merasa sendiri dan ingin didengar segala keluh kesahnya. Ia ingin diperhatikan. Ini terlihat di beberapa kasus di mana si pelaku bunuh diri sebelum melakukan aksinya, terlebih dahulu memberi tanda ke public. Entah itu mengupload foto lokasi tempat ia ingin bunuh diri, atau terang-terangan mengatakan niatnya lewat sosial media. Orang-orang yang frustasi ini seringkali memberi sinyal ke orang-orang sekitarnya dengan status-status di sosmed yang terkesan galau ataupun sedang banyak masalah.
Dan saya *dan mungkin juga kalian* sebenarnya sering kepo tapi cuma dalam hati. Saya sering juga bertanya-tanya, si A kenapa ya, kok statusnya hopeless banget. Tapi kemudian saya abaikan pertanyaan di hati kecil saya dengan kalimat buat diri sendiri “Nggak usah kepo ah sama urusan orang. Urus saja masalahmu Diah.”
Kadang, sifat masa bodoh seperti itu bisa juga disebabkan karena kita sebelumnya pernah nanya ke temen yang statusnya hopeless, tapi dijawab “nggak papa kok”. Nah loh.. kan berasa gimana gitu ya kita udah nunjukin niat baik dengan bertanya keadaan si kawan yang dari status sosmednya terlihat sedang down tapi begitu ditanya jawabannya tidak apa-apa.
Seperti kejadian beberapa waktu lalu. Saya kerap membaca status seorang sahabat yang bernada hopeless. Sebut saja si C. Saya dan si C ini lumayan sering ketemu. Kalau ketemu kita bawaannya ya ketawa-ketiwi seakan nggak ada masalah. Tapi status si C hopeless terus. Waktu ditanya, dia cuma senyam-senyum cengengesan. Katanya dia cuma iseng aja buat status begitu biar ada yang nanyain keadaan dia. Ada-ada saja nih orang, pikir saya, namun tak berniat nanya lebih lanjut karena takut dibilang kepo.
Status hopeless si C masih berlanjut. Hingga suatu ketika kami bertemu tanpa rencana sebelumnya. Kala itu, entah kenapa saya dan sahabat yang lainnya kembali kepo nanya kenapa dengan status-statusnya selama ini. Si C masih saja menjawab dengan tawa. Saya menatap wajahnya lekat-lekat, dan entah kenapa saya merasa sahabat saya itu tidak sedang baik-baik saja.
Benar saja, si C menangis. Tapi masih belum mau cerita. Saya pun mencoba meyakinkannya kalau kami paham ada masalah-masalah tertentu dari sahabat kita yang tidak harus ditunjukkan ke dunia. Jadi ia tak perlu khawatir kami akan menyebarkan masalahnya.
Sesantai mungkin saya mencoba menanyainya. Menghindari berekspresi yang berlebihan atas ceritanya yang bisa membuatnya merasa tertekan. Dan… mengalirlah cerita itu seiring derai air matanya. Oh God! Saya tak bisa bercerita apa masalah si C, tapi memang menurut saya masalahnya besar dan rumit. Dan, selama ini ia menyimpannya sendiri. Tanpa sepengetahuan kami, ataupun keluarganya. Ia mengaku sudah tak sanggup menyimpan semua itu sendiri, kepalanya mau pecah rasanya.
Sebenarnya, besar kecilnya masalah tak menjadi soal andai orang yang menjalaninya bisa tetap semangat dan berpikir positif. Tapi sahabat saya ini, ia tengah rapuh. Ia merasa kesalahannya teramat besar dan terus-terusan menyalahkan diri. Ia ingin menyelesaikan masalahnya, memperbaiki diri, namun terus-terusan terjebak di dalamnya. Hal itu membuatnya tertekan dan berpikir untuk bunuh diri.
Karena tertekan, ia jadi labil. Kadang ia merasa sangat menyesal dan ingin mengakhiri hidup. Kadang, saat emosi memuncak dan marah, ia berpikir nekat, ingin bunuh orang, ingin memilih menjadi evil. Katanya, percuma berusaha jadi baik, toh tetap dianggap jelek. Jadi ya jelek aja sekalian.
Saya bersyukur pada Tuhan atas kekepoan saya terhadap status si C beberapa waktu lalu. Andai kemarin saya memilih untuk menahan diri dengan alasan tak ingin ikut campur urusan orang saat ia hanya menanggapi pertanyaan saya dengan senyum palsu, mungkin saja ia benar-benar memilih mengakhiri hidupnya *atau hidup seseorang*, atau mungkin memilih menjadi tokoh jahat dan semakin jauh terjerat di masalah itu.
Saya mungkin tak bisa memberikan solusi terbaik untuk masalahnya. Tapi setidaknya sebisa mungkin saya menjadi pendengarnya, menyemangatinya dan mengingatkannya, ada alasan mengapa kita diciftakan *kata Duta SO7 :D*
Adakalanya, kita memang harus kepo *baca : care* dengan sekeliling. Dengan orang-orang di sekitar kita. Bisa jadi sebenarnya mereka butuh kita sebagai teman. Butuh didengar ceritanya. Butuh disupport.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat saya yang tengah berusaha berubah menjadi lebih baik di tengah kerapuhan hatinya. Juga untuk mereka yang tengah depresi dan berjuang untuk tetap bertahan. Jangan pernah berpikir untuk berhenti kawan, karena jalan ini masih panjang dan masih bisa kita lanjutkan.
Ternyata, semicolon ini sudah sempat ramai diperbincangkan di dunia maya *duh, saya kemana saja ya, kok baru tau*. Mungkin kalian juga ada yang belum tau dan bertanya-tanya, apa sih semicolon project ini?! tenang, saya akan menjelaskan secara singkat ya.
Jadi, semicolon project ini adalah sebuah gerakan yang dimaksudkan sebagai bentuk cinta kasih, dukungan dan harapan kepada orang-orang yang sedang berjuang melawan keputusasaan dalam hidupnya. Mereka yang tengah melawan depresi, kecanduan, korban bullying, dan mereka yang frustasi hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Mereka yang ingin berpartisipasi dalam semicolon project ini cukup menggambar ataupun mentato salah satu bagian tubuhnya dengan simbol semicolon.
Ini tangan saya. Yaah.. cuma segini lah kreasi saya. Yang penting dukung :) |
Masalah boleh berat, tapi semangat dan senyum harus tetap melekat :) |
Mengetahui tentang semicolon ini, saya seakan diingatkan untuk lebih care ke orang-orang sekitar, teringat beberapa kasus bunuh diri pada beberapa waktu lalu di Medan yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan. Semua pelaku bunuh diri masih usia muda dan berstatus mahasiswa. Kala itu saya sungguh tercengang dan bertanya-tanya, dimana orang-orang terdekatnya?! Ia yang terlalu tertutup, atau lingkungan sekitar yang sudah berubah menjadi individualis.
Saya mengembalikannya ke diri sendiri dan cenderung berpikir tentang analisis kedua : lingkungan yang berubah individualis. Ini karena seringkali saya perhatikan, orang-orang yang ingin bunuh diri sebenarnya tidak benar-benar ingin bunuh diri. Ia hanya sedang merasa sendiri dan ingin didengar segala keluh kesahnya. Ia ingin diperhatikan. Ini terlihat di beberapa kasus di mana si pelaku bunuh diri sebelum melakukan aksinya, terlebih dahulu memberi tanda ke public. Entah itu mengupload foto lokasi tempat ia ingin bunuh diri, atau terang-terangan mengatakan niatnya lewat sosial media. Orang-orang yang frustasi ini seringkali memberi sinyal ke orang-orang sekitarnya dengan status-status di sosmed yang terkesan galau ataupun sedang banyak masalah.
Dan saya *dan mungkin juga kalian* sebenarnya sering kepo tapi cuma dalam hati. Saya sering juga bertanya-tanya, si A kenapa ya, kok statusnya hopeless banget. Tapi kemudian saya abaikan pertanyaan di hati kecil saya dengan kalimat buat diri sendiri “Nggak usah kepo ah sama urusan orang. Urus saja masalahmu Diah.”
Kadang, sifat masa bodoh seperti itu bisa juga disebabkan karena kita sebelumnya pernah nanya ke temen yang statusnya hopeless, tapi dijawab “nggak papa kok”. Nah loh.. kan berasa gimana gitu ya kita udah nunjukin niat baik dengan bertanya keadaan si kawan yang dari status sosmednya terlihat sedang down tapi begitu ditanya jawabannya tidak apa-apa.
Seperti kejadian beberapa waktu lalu. Saya kerap membaca status seorang sahabat yang bernada hopeless. Sebut saja si C. Saya dan si C ini lumayan sering ketemu. Kalau ketemu kita bawaannya ya ketawa-ketiwi seakan nggak ada masalah. Tapi status si C hopeless terus. Waktu ditanya, dia cuma senyam-senyum cengengesan. Katanya dia cuma iseng aja buat status begitu biar ada yang nanyain keadaan dia. Ada-ada saja nih orang, pikir saya, namun tak berniat nanya lebih lanjut karena takut dibilang kepo.
Status hopeless si C masih berlanjut. Hingga suatu ketika kami bertemu tanpa rencana sebelumnya. Kala itu, entah kenapa saya dan sahabat yang lainnya kembali kepo nanya kenapa dengan status-statusnya selama ini. Si C masih saja menjawab dengan tawa. Saya menatap wajahnya lekat-lekat, dan entah kenapa saya merasa sahabat saya itu tidak sedang baik-baik saja.
The Semicolon Project |
Sesantai mungkin saya mencoba menanyainya. Menghindari berekspresi yang berlebihan atas ceritanya yang bisa membuatnya merasa tertekan. Dan… mengalirlah cerita itu seiring derai air matanya. Oh God! Saya tak bisa bercerita apa masalah si C, tapi memang menurut saya masalahnya besar dan rumit. Dan, selama ini ia menyimpannya sendiri. Tanpa sepengetahuan kami, ataupun keluarganya. Ia mengaku sudah tak sanggup menyimpan semua itu sendiri, kepalanya mau pecah rasanya.
Sebenarnya, besar kecilnya masalah tak menjadi soal andai orang yang menjalaninya bisa tetap semangat dan berpikir positif. Tapi sahabat saya ini, ia tengah rapuh. Ia merasa kesalahannya teramat besar dan terus-terusan menyalahkan diri. Ia ingin menyelesaikan masalahnya, memperbaiki diri, namun terus-terusan terjebak di dalamnya. Hal itu membuatnya tertekan dan berpikir untuk bunuh diri.
Karena tertekan, ia jadi labil. Kadang ia merasa sangat menyesal dan ingin mengakhiri hidup. Kadang, saat emosi memuncak dan marah, ia berpikir nekat, ingin bunuh orang, ingin memilih menjadi evil. Katanya, percuma berusaha jadi baik, toh tetap dianggap jelek. Jadi ya jelek aja sekalian.
Saya bersyukur pada Tuhan atas kekepoan saya terhadap status si C beberapa waktu lalu. Andai kemarin saya memilih untuk menahan diri dengan alasan tak ingin ikut campur urusan orang saat ia hanya menanggapi pertanyaan saya dengan senyum palsu, mungkin saja ia benar-benar memilih mengakhiri hidupnya *atau hidup seseorang*, atau mungkin memilih menjadi tokoh jahat dan semakin jauh terjerat di masalah itu.
Saya mungkin tak bisa memberikan solusi terbaik untuk masalahnya. Tapi setidaknya sebisa mungkin saya menjadi pendengarnya, menyemangatinya dan mengingatkannya, ada alasan mengapa kita diciftakan *kata Duta SO7 :D*
Adakalanya, kita memang harus kepo *baca : care* dengan sekeliling. Dengan orang-orang di sekitar kita. Bisa jadi sebenarnya mereka butuh kita sebagai teman. Butuh didengar ceritanya. Butuh disupport.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat saya yang tengah berusaha berubah menjadi lebih baik di tengah kerapuhan hatinya. Juga untuk mereka yang tengah depresi dan berjuang untuk tetap bertahan. Jangan pernah berpikir untuk berhenti kawan, karena jalan ini masih panjang dan masih bisa kita lanjutkan.
Semua berawal dari sini…
Iya, dari sini
Dari ruangan tak begitu besar yang menjadi titik persinggungan kita
Dari undangan pertemuan yang awalnya tak hendak kuhadiri
Dari sebaris kalimat lirih yang membuat perhatianku sejenak beralih dari ponsel untuk menatapmu
Semua berawal dari sini…
Dari kau berdiri di hadapan belasan pasang mata dan aku adalah salah satu di antaranya
Dari kau menyebutkan nama, akun facebook dan nomor handphone
Juga dari naluriku yang menggerakkan jemari untuk meng-klik friend request dan mengirim pesan ke nomormu dengan sebaris kalimat singkat : ini aku, Perempuan November yang kau juluki si Gadis Sederhana
Dan kita pun terbakar naluri petualangan yang terus mengusik
Lalu segalanya manis semanis menikmati cappuccino bersama sambil memandangi rintik gerimis
Kita terus saja saling menjelajah ke sudut-sudut hati tempat rindu bersembunyi
Semua berawal dari sini…
Termasuk rindu yang membuncah ini.
Rumah Takdir, 22 Agustus 2015
-Kepada Muara Rindu-
Oke, stop!!
Ini udah jauh melenceng dari fokus dan niat awal postingan ini. Tadinya mau nulis pengalaman Jelajah Cepat XL Network Building weekend kemarin. Tapi baca tulisan “Semua berawal dari sini…” yang ada di spanduk kok ya malah keinget awal-awal kenal abang itu ya *senyum-seyum sendiri kebayang waktu kena panah asmara. Trus galau karena ternyata panahnya beracun dan si abang pergi membawa penawarnya T_T. Gini deh kalau nulis pas saturday night, ujung-ujungnya ngenes cyiiiin hiks..!*
Cukup! Lupakan malam minggu, lupakan abang itu, sana karaokean aja nyanyi lagu “Yang Terlewatkan” nya Sheila On 7 biar tambah ngenes #loh
Baiklah kali ini serius *eh, band serius udah bubar kan ya?!*. Lagian kalau nggak serius takut si lepi nge-blank tiba-tiba lagi *tadi sempat nge-blank mendadak, mungkin dia lelah karena si empunya nulis galau melulu*
Seminggu yang lalu saya bareng temen-temen Blog M dan Media Online diajakin maen ke Tanjung Morawa sama XL. Provider yang satu ini memang ramah banget sama kita-kita, kemarin sebelum lebaran diajakin ngerasain Ramadhan Seru bareng XL, eh sekarang diajakin wisata seluler mengunjungi jantungnya XL *orang biasanya wisata kuliner, wisata belanja, kita wisata seluler mameeen #antimainstream*.
Jantung, maksudnya?! Ya semacam pusat data dan operasinya XL. Kalau bahasa tingginya nih MSC (Mobile Switching Center). Nah, MSC yang ada di Tanjung Morawa ini merupakan pusatnya untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Di Sumatera sendir ada tiga MSC : Pekanbaru, Palembang, dan Medan.
Rombongan Blogger dan Media yang berjumlah 19 orang ini berangkat dari Graha XL Center di Jl. Diponegoro No. 5 Medan. Sepanjang jalan ketawa-ketiwi mulu liat tingkah anak-anak Blog M yang selalu saling bully satu sama lain *Nggak di grup line, nggak di dunia nyata, bully terus* Tapi bully ala Blog M ini bully tanda sayang loh. Konon menurut kepercayaan *entah kepercayaan yang mana*, siapa yang sering kena bully, bakal sering menang lomba blog hahhaha..
Sampai di MSC XL Tanjung Morawa, saatnya mengubek-ubek jantung abang itu. Eh, jantungnya XL maksudnya. Setelah briefing sejenak mengenai do and don’t selama wisata seluler berlangsung, kita langsung digiring *ziaaah.. kayak anak ayam aja digiring* ke ruang switching. Masuk ke ruangan ini, kita harus melepas alas kaki dan tidak boleh membawa ponsel. Maklum lah ya, namanya juga ruangan sakral, hal-hal yang kira-kira bisa mengganggu kinerja, harus dihindari.
Ada dua ruang switching, A dan B. Nah ruang B nya ini masih kosong melompong. Cuma ada 3 buah AC besar berkapasitas masing-masing 30 PK, di lantainya juga terdapat lubang-lubang yang juga berfungsi untuk sirkulasi dan pengatur udara. Sedikit khawatir waktu ngerasa lantainya itu tidak kokoh. Ternyata eh ternyata bukan tidak kokoh, tapi karena lantainya bisa dibongkar pasang. Di bawah lantai itu ada kabel-kabel yang pastinya memiliki fungsi masing-masing. Ruang switching B ini masih kosong karena memang merupakan ruang cadangan jika ruang switching A nya penuh.
Masuk ke ruang switching A, disambut rak-rak, lemari dan aneka kabel warna-warni dengan berbagai ukuran. Inilah si jantung koneksi XL tersebut. Berada disini harus benar-benar menjaga ruang gerak. Lasak dikit takutnya nyentuh kabel atau tombol apa gituh kan serem. Mana ada kabel yang ukurannya kecil dan banyak banget itu. Jadi kebayang film-film pas adegan menjinakkan bom, salah kabel, bisa meledak, saya pun jadi takut salah sentuh.
Sepanjang ngubek-ngubek ruang switching ini, mas-mas dari XL banyak ngejelasin fungsi ini itu yang ada di ruangan tersebut. Tapi dasarnya otak saya nggak nyambung ama yang beginian, ditambah lagi banyak yang mau dekat-dekat ama si masnya *biar dengar penjelasannya maksudnya*, akhirnya saya cuma mandangi seisi ruangan. Kata bang Yuha yang memang kerjanya di bagian jaringan, teknologi dan alat-alat yang digunakan XL disini canggih-canggih. Saya manggut-manggut aja sambil mulut membentuk huruf O.
Ruangan lain yang dikunjungi adalah ruangan baterai. Jangan mikir baterainya ini kecil kayak baterai senter ya, apalagi kayak baterai jam yang kecil mungil itu. ini baterainya besar dan super berat coooi. Terdapat 11 bank baterai. Satu bank berisi 24 buah baterai. Dan satu baterai beratnya lebih dari seratus kilo, beughhh.. buat apaan sih, jaman udah canggih juga. Senter aja sekarang pake sistem charger, nggak pakai baterai lagi. Tapi eh tapi, ini baterai fungsinya pentiiing. Tau sendiri lah kan, negara kita yang sumber daya alamnya melimpah ini masih sering padam listrik. Dan Sumut ini termasuk yang sering padam PLN nya *anak Medan nggak usah diajakin ngobrol tentang pemadaman PLN, bisa mencak-mencak emosi hehhehe*
Ketika PLN ‘ngambek’, itu pertanda buruk buat MSC. Karena tanpa listrik, semuanya tak berfungsi. Bisa ngamuk pengguna XL dong kalau MSC hanya bergantung pada PLN. PLN padam, koneksi terputus. Iya kalau padamnya semenit dua menit, kalau seharian seperti biasanya, bisa hancur dunia pertelekomunikasian *bayangin, tahan seharian nggak buka IG, BBM, atau nelfon pacar?*. Untuk antisipasi, ada genset yang selalu standby. Dan karena genset butuh beberada detik untuk bisa beroperasi maksimal setelah PLN padam, baterai-baterai tadi lah yang mengambil peran sejenak sebagai pemasok daya demi kelancaran komunikasi dan koneksi data seluruh pengguna XL di Sumut dan Aceh.
Tiap hari, tiga buah genset di MSC XL Tanjung Morawa wajib dibersihkan. Tanki solarnya harus standby full 1500 liter. Saat PLN padam, dibutuhkan 70 liter solar perjam untuk per 2 unit genset. Itu kalau padamnya 1 jam. Kalau 4 jam lebih, hitung sendiri berapa liter solarnya *hitung sendiri juga budget untuk solarnya ya*
Keluar dari ruang genset, lanjut ke tower XL. Komburkali kebagian kesempatan buat manjat tower XL, simulasi kalau misalnya ada kerusakan atau pengecekan yang mengharuskan naik ke tower. Tentunya dibekali perlengkapan keamanan yang memadai dan sesuai prosedur.
Selesai sampai disini? belum. Usai makan siang, beli Widi presentasi sekilas tentang mobile broadband technology evolution. Ini cukup menarik sih buat saya yang awam. Disini mas Widi juga ngejelasin tentang bagaimana jalur koneksi ketika kita menelfon ataupun sms. Mmm… untuk yang ini, nanti saya ceritain di postingan selanjutnya ya ;)
Wisata seluler Jelajah Cepat XL Network Building ini seru abis. Selain berasa piknik bareng sahabat, juga nambah pengetahuan. Walaupun penjelasan-penjelasan beli Widi dkk banyak yang mental di telinga saya. Tapi setidaknya saya jadi tau, di balik kelancaran komunikasi dan koneksi internet yang selama ini kita nikmati, ada dedikasi tinggi yang perlu kita apresiasi.
Iya, dari sini
Dari ruangan tak begitu besar yang menjadi titik persinggungan kita
Dari undangan pertemuan yang awalnya tak hendak kuhadiri
Dari sebaris kalimat lirih yang membuat perhatianku sejenak beralih dari ponsel untuk menatapmu
Semua berawal dari sini…
Dari kau berdiri di hadapan belasan pasang mata dan aku adalah salah satu di antaranya
Dari kau menyebutkan nama, akun facebook dan nomor handphone
Juga dari naluriku yang menggerakkan jemari untuk meng-klik friend request dan mengirim pesan ke nomormu dengan sebaris kalimat singkat : ini aku, Perempuan November yang kau juluki si Gadis Sederhana
Dan kita pun terbakar naluri petualangan yang terus mengusik
Lalu segalanya manis semanis menikmati cappuccino bersama sambil memandangi rintik gerimis
Kita terus saja saling menjelajah ke sudut-sudut hati tempat rindu bersembunyi
Semua berawal dari sini…
Termasuk rindu yang membuncah ini.
Rumah Takdir, 22 Agustus 2015
-Kepada Muara Rindu-
Oke, stop!!
Ini udah jauh melenceng dari fokus dan niat awal postingan ini. Tadinya mau nulis pengalaman Jelajah Cepat XL Network Building weekend kemarin. Tapi baca tulisan “Semua berawal dari sini…” yang ada di spanduk kok ya malah keinget awal-awal kenal abang itu ya *senyum-seyum sendiri kebayang waktu kena panah asmara. Trus galau karena ternyata panahnya beracun dan si abang pergi membawa penawarnya T_T. Gini deh kalau nulis pas saturday night, ujung-ujungnya ngenes cyiiiin hiks..!*
Ini nih spanduk yang bikin gagal fokus |
Baiklah kali ini serius *eh, band serius udah bubar kan ya?!*. Lagian kalau nggak serius takut si lepi nge-blank tiba-tiba lagi *tadi sempat nge-blank mendadak, mungkin dia lelah karena si empunya nulis galau melulu*
Seminggu yang lalu saya bareng temen-temen Blog M dan Media Online diajakin maen ke Tanjung Morawa sama XL. Provider yang satu ini memang ramah banget sama kita-kita, kemarin sebelum lebaran diajakin ngerasain Ramadhan Seru bareng XL, eh sekarang diajakin wisata seluler mengunjungi jantungnya XL *orang biasanya wisata kuliner, wisata belanja, kita wisata seluler mameeen #antimainstream*.
Jantung, maksudnya?! Ya semacam pusat data dan operasinya XL. Kalau bahasa tingginya nih MSC (Mobile Switching Center). Nah, MSC yang ada di Tanjung Morawa ini merupakan pusatnya untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Di Sumatera sendir ada tiga MSC : Pekanbaru, Palembang, dan Medan.
groupie di ruangan switching A |
Sampai di MSC XL Tanjung Morawa, saatnya mengubek-ubek jantung abang itu. Eh, jantungnya XL maksudnya. Setelah briefing sejenak mengenai do and don’t selama wisata seluler berlangsung, kita langsung digiring *ziaaah.. kayak anak ayam aja digiring* ke ruang switching. Masuk ke ruangan ini, kita harus melepas alas kaki dan tidak boleh membawa ponsel. Maklum lah ya, namanya juga ruangan sakral, hal-hal yang kira-kira bisa mengganggu kinerja, harus dihindari.
Ada dua ruang switching, A dan B. Nah ruang B nya ini masih kosong melompong. Cuma ada 3 buah AC besar berkapasitas masing-masing 30 PK, di lantainya juga terdapat lubang-lubang yang juga berfungsi untuk sirkulasi dan pengatur udara. Sedikit khawatir waktu ngerasa lantainya itu tidak kokoh. Ternyata eh ternyata bukan tidak kokoh, tapi karena lantainya bisa dibongkar pasang. Di bawah lantai itu ada kabel-kabel yang pastinya memiliki fungsi masing-masing. Ruang switching B ini masih kosong karena memang merupakan ruang cadangan jika ruang switching A nya penuh.
Masuk ke ruang switching A, disambut rak-rak, lemari dan aneka kabel warna-warni dengan berbagai ukuran. Inilah si jantung koneksi XL tersebut. Berada disini harus benar-benar menjaga ruang gerak. Lasak dikit takutnya nyentuh kabel atau tombol apa gituh kan serem. Mana ada kabel yang ukurannya kecil dan banyak banget itu. Jadi kebayang film-film pas adegan menjinakkan bom, salah kabel, bisa meledak, saya pun jadi takut salah sentuh.
lihat ke atas, yang warna-warni itu kabel loh |
liat-liat boleh ya kak Molly, tapi jangan disentuh ya :) |
serius amat, pada anteng nyatet penjelasan pak dosen :D |
kabel aja warna-warni, masak hidup kamu kelabu sih :D (saya gaya serius liatin kabel, padahal bingung, ini banyak banget kabelnya) |
Ketika PLN ‘ngambek’, itu pertanda buruk buat MSC. Karena tanpa listrik, semuanya tak berfungsi. Bisa ngamuk pengguna XL dong kalau MSC hanya bergantung pada PLN. PLN padam, koneksi terputus. Iya kalau padamnya semenit dua menit, kalau seharian seperti biasanya, bisa hancur dunia pertelekomunikasian *bayangin, tahan seharian nggak buka IG, BBM, atau nelfon pacar?*. Untuk antisipasi, ada genset yang selalu standby. Dan karena genset butuh beberada detik untuk bisa beroperasi maksimal setelah PLN padam, baterai-baterai tadi lah yang mengambil peran sejenak sebagai pemasok daya demi kelancaran komunikasi dan koneksi data seluruh pengguna XL di Sumut dan Aceh.
Tiap hari, tiga buah genset di MSC XL Tanjung Morawa wajib dibersihkan. Tanki solarnya harus standby full 1500 liter. Saat PLN padam, dibutuhkan 70 liter solar perjam untuk per 2 unit genset. Itu kalau padamnya 1 jam. Kalau 4 jam lebih, hitung sendiri berapa liter solarnya *hitung sendiri juga budget untuk solarnya ya*
Keluar dari ruang genset, lanjut ke tower XL. Komburkali kebagian kesempatan buat manjat tower XL, simulasi kalau misalnya ada kerusakan atau pengecekan yang mengharuskan naik ke tower. Tentunya dibekali perlengkapan keamanan yang memadai dan sesuai prosedur.
Komburkali, sesaat sebelum manjat tower. Jangan nangis pak Kombur, semangat!!! |
ini dia towernya yang harus dipanjat |
akhirnya manjat juga |
Wisata seluler Jelajah Cepat XL Network Building ini seru abis. Selain berasa piknik bareng sahabat, juga nambah pengetahuan. Walaupun penjelasan-penjelasan beli Widi dkk banyak yang mental di telinga saya. Tapi setidaknya saya jadi tau, di balik kelancaran komunikasi dan koneksi internet yang selama ini kita nikmati, ada dedikasi tinggi yang perlu kita apresiasi.
coffe break, ini cup kopinya Perempuan November, jangan salah ambil hehehhe.. |
Tips Agar Rice Cooker Awet : Melanjutkan postingan saya kemarin yang berjudul Memanfaatkan Rice Cooker Secara Maksimal Ala Anak Kos, kali ini saya ingin berbagi tips agar rice cooker awet. Ini berawal dari rice cooker kami yang sebelum lebaran kemarin rusak dan harus ganti baru *nggak ada yang nge-cie-in nih, kan kami rice cooker baru :D*
Ini tips standar sih. Mungkin kalian sudah pada tau. Jadi, anggaplah sebagai pengingat saja. Tips ini saya himpun dari pengalaman pribadi, anjuran penjual rice cooker, dan petunjuk di kertas keterangan yang saya dapat saat beli rice cooker kemarin.
Mencuci Beras
Saya baru tau hal ini dari cici/kakak penjual rice cooker. Cucilah beras menggunakan panci lain. Jangan panci rice cooker. Setelah beras tercuci bersih, baru masukkan ke panci rice cooker. Hal ini agar panci tidak mudah tergores beras yang dapat membuat warna panci hilang/pudar seperti bekas goresan. Saya ngekeh waktu dijelasin si cici. Pasalnya dulu ada teman sekos yang kalau nyuci beras pakai panci lain, saya suka senyum lucu, kenapa nggak langsung pancinya saja. Ternyata itu maksudnya :D
Panci bagian luar
Pastikan panci bagian luar itu kering saat hendak dimasukkan ke rice cooker. Saya sering lalai dalam hal ini. Alhasil begitu kabel terhubung ke listrik, terdengar bunyi seperti ledakan-ledakan kecil dibagian bawah rice cooker. Panci bagian luar yang basah bisa mengakibatkan proses pemanasan berjalan sedikit lebih lama karena harus mengeringkan air yang menempel di bagian luar panci tersebut. Selain itu juga bisa mengakibatkan lempengan pemanas menjadi berkarat. Jadi, lap dulu panci bagian luar hingga benar-benar kering sebelum memasak.
Penampung uap air
Rajun-rajin cek penampung uap air (Dew Collector). Buang air yang ada di dalamnya. Jangan membiarkan air berada terlalu lama di Dew Collector karena akan menimbulkan bau tak sedap.
Sendok nasi
Gunakan sendok nasi bawaan saat membeli rice cooker. Kalaupun harus memakai yang lain, pakailah sendok nasi yang terbuat dari bahan plastik atau kayu. Jangan gunakan sendok nasi yang berbahan metal karena akan merusak permukaan panci.
Spon halus untuk membersihkan
Gunakan spon yang halus untuk membersihkan panci. Sebelum mencuci panci, isi panci dengan air panas, diamkan sejenak, lalu cuci dalam keadaan panas. Keringkan dengan kain lembut.
Bodi luar
Untuk membersihkan bodi luar rice cooker, gunakan kain bersih dan lembab. Jangan gunakan obat pencuci, cukup kain lembab saja.
Kepingan pemanas
Jika terdapat sesuatu pada kepingan pemanas, bersihkan segera dengan cara melap perlahan-lahan dengan bahan yang halus. Setelah itu baru dilap menggunakan kain yang lembab.
Stop kontak
Cabut stop kontak dari rice cooker ketika tidak sedang digunakan atau sebelum dibersihkan. Jangan membersihkan rice cooker saat rice cooker dalam keadaan panas. Biarkan dingin terlebih dahulu baru dibersihkan.
Menggoreng di rice cooker
Sebenarnya rice cooker bukan untuk menggoreng. Tapi jika kalian anak kos seperti saya dan sering menggoreng sesuatu di rice cooker, yang harus diperhatikan adalah jangan biarkan rice cooker dalam keadaan tertutup. Biarkan saja tutupnya terbuka. Karena jika ditutup,uap panas dari minyak goreng dapat mengakibatkan material plastik pada tutup rice cooker meleleh*pengalaman pribadi :D*
Pada dasarnya sih kalau mau awet ya cukup gunakan rice cooker hanya untuk menanak nasi saja, jangan seperti kami yang menganggapnya panci serba bisa : menanak, mengukus, merebus, bahkan menggoreng.
Sekian dulu tips agar rice cooker awet ala Perempuan November :D jika kalian punya tips lain, silahkan tambahkan di kolom komentar ya ;)
bunga di samping rumah. hasil jepretan ponakan saya |
Emang ya, anak-anak itu peniru yang unggul. Sejak jaman-jaman mereka bayi sampe sekarang, tiap pulang kampung saya selalu bawa kamera digital dan laptop saya. Selain untuk mengabadikan momen bersama mereka dan keluarga, biasanya ya saya buat foto-foto bunga di sekitar rumah.
Sampai sekarang juga saya masih suka berkutat di halaman rumah buat membidik bunga-bunga itu. biasanya sih dua ponakan saya *Rufa dan Dinda* selalu ‘ngerusuh’ dengan meminta kamera digital saya. Handphone saya juga kena jarah karena ada kameranya.
Mungkin karena sering melihat saya asik berkutat dengan bunga, Dinda, ponakan perempuan saya jadi ikut-ikutan. Ia sering asik sendirian di sekitaran rumah mengabadikan bunga dan berbagai hal. Objek foto yang diambilnya kebanyakan sama, bunga. Foto-foto yang saya posting ini diambil dari kamera smartphone yang sama dengan foto-foto saya yang sudah saya upload (smartphone ZTE V9820).
Awalnya, hasil jepretan Dinda banyak yang kabur. Tapi gadis kecil ini termasuk mudah ngerti kalau diajari *meski dia mengaku susah mendapatkan hasil yang bagus karena susah mendapatkan fokus kamera*. Saya cuma mengajarinya bagaimana memfoto agar hasilnya fokus dan tidak goyang/kabur. Hasilnya? Silahkan lihat saja sendiri :)
melihat saya memfoto bunga ini, ia pun ikut-ikutan :) |
saya suka yang ini :) |
yang penting jepret :D |
menurutnya, paling susah mendapatkan fokus dari objek yang ia foto |
buat saya, hasil fotonya tidak blur saja itu sudah bagus :) |
ini juga hasil jepretannya |
Dinda Khasana Siregar, selain suka ikut-ikutan moto, dia juga suka difoto |
Sheilagank Sumut Halal Bi Halal ke Tebingtinggi - Sheilagank : Seminggu setelah halal bi halal di Stabat, Minggu 02 Agustus 2015 Sheilagank Sumut kembali ngumpul buat halal bi halal. Kali ini ke kota Tebingtinggi.
Rencana awal berangkat jam delapan pagi. Tapi karena ada yang baru bisa berangkat jam 10, akhirnya disepakati berangkat dari SPBU setelah Amplas pada jam 10. Dan kenyataannya baru bangkat jam sebelas lewat gitu deh. *jangan tanya siapa yang ngaret, karena yang punya blog ini datangnya nomor dua terakhir hehhehee*
Siang itu, enam sepeda motor yang kami kendarai melaju di jalanan Medan-Tebingtinggi dengan kecepatan sedang. Kurang lebih dua jam dengan dua kali berhenti. Sekali di ind***ret untuk istirahat sejenak dan beli air mineral. Yang kedua di toko roti untuk beli birthday cake kak Rini yang hari itu berulang tahun.
Rumah pertama yang disinggahi adalah rumah kak Windi. Kak Rini, Kinan, dan si kecil Naya sudah disana ternyata. Berhubung sudah jam makan siang dan perut keroncongan, begitu tuan rumah ngeluarin es sirup dan kue lebaran, tanpa malu-malu rombongan dari Medan ini langsung-langsung saja bilang minta makan ahhahhaha… untungnya semua sudah dipersiapkan ama kak Windi. Masakan udah ready di dapur, tinggal ambil saja. So, lansung deh pada ambil piring masing-masing.
Usai makan, yang ada pada bengong dan bawaannya mau tidur. Alhasil pada tiduran sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Biuh..biuhh.. jauh-jauh dari Medan ke Tebingtinggi cuma buat makan dan tidur xixiixiii…
Kami melanjutkan perjalanan ke rumah Fahmi di Pabatu sekitar jam setengah empat sore. Langit yang mendung hitam tak menyurutkan niat buat ke rumah Fahmi. Apalagi udah beli durian buat dinikmati rame-rame disana *nggak di Medan, nggak di Stabat, di Tebingtinggi pun durian selalu jadi pujaan ckckkck*
Belum sampai rumah Fahmi, anginnya udah kencang aja. Dan tak lama, hujan pun turun. Awalnya angin, gerimis disertai angin, dan.. fix hujan. Untungnya saya dibonceng. Jadi bisa sedikit terlindungi. Yang bonceng yang kasian, pada basah kuyup.
Sampai di rumah Fahmi, disambut hangat oleh orangtuanya dan oleh kegelapan *listrik padam maksudnya :D*. Dibuatin teh manis anget *tau aja si ibu kalau pada kedinginan*
Tapi godaan durian ternyata begitu besar. Alhasil pada keluar ke teras dan makan durian sama-sama.
Dibanding durian waktu di Stabat kemarin, durian di Tebingtinggi lebih mantap punya. Entah yang milih yang jago, atau memang durian yang dijual kualitas unggul semua.
Hujan reda. Usai makan durian, kami bergerak ke rumah kak Rini dan Kinan. Tapi sebelumnya singgah dulu di warung buat makan mie sop *Ya ampun, makan muluuu*. Saya sebenarnya kenyang, tapi tergoda juga makan mie sop panas-panas dan pedes di cuaca yang memang dingin itu. Akhirnya saya pun ikutan pesan, tapi nggak habis karena kenyang :D
Kami sampai di rumah kak Rini dan Kinan sesaat menjelang maghrib. Dan, lagi-lagi dibuatin minum dan disuguhi kue lebaran. Tapi berhubung udah pada kenyang, jadinya sedikit dicuekin deh suguhannya. Oya, di rumah kak Rini akhirnya birthday cake-nya dibuka. Awalnya mau gaya ngasi surprised, tapi nyatanya dari di rumah kak Windi pada sodor-sodoran kuenya dan pada bingung mau digimanain. Pengaruh umur kali ye, jadi berasa lucu mau pake acara kejutan gitu :D
Sehabis maghrib kami pun bergerak pulang ke Medan. Perjalanan yang masih jauh dan udara yang dingin membuat saya ngantuk. Jadi kangen tempat tidur xiixixii. Si supir mah rela-rela aja katanya kalau saya tidur nyandar di bahunya *katanya mau beli tali plastik pula tuh buat ngikat saya supaya nggak jatuh hahahhaa*. Tapi saya yang nggak rela tidur di bahunya #eh *Kasian bahunya loh maksudnya, harus nahan badan saya yang nggak ringan ini*.
Setelah ke Tebingtinggi, kota mana lagi ya yang bakal dirusuhin ama Sheilagank Sumut?!
Rencana awal berangkat jam delapan pagi. Tapi karena ada yang baru bisa berangkat jam 10, akhirnya disepakati berangkat dari SPBU setelah Amplas pada jam 10. Dan kenyataannya baru bangkat jam sebelas lewat gitu deh. *jangan tanya siapa yang ngaret, karena yang punya blog ini datangnya nomor dua terakhir hehhehee*
sesaat sebelum berangkat |
Rumah pertama yang disinggahi adalah rumah kak Windi. Kak Rini, Kinan, dan si kecil Naya sudah disana ternyata. Berhubung sudah jam makan siang dan perut keroncongan, begitu tuan rumah ngeluarin es sirup dan kue lebaran, tanpa malu-malu rombongan dari Medan ini langsung-langsung saja bilang minta makan ahhahhaha… untungnya semua sudah dipersiapkan ama kak Windi. Masakan udah ready di dapur, tinggal ambil saja. So, lansung deh pada ambil piring masing-masing.
narsis di rumah kak Windi |
bukan kita namanya kalau nggak narsis :) |
bareng Icha dan Erna |
sebelum ke rumah Fahmi, foto dulu di halaman depan rumah kak Windi |
Belum sampai rumah Fahmi, anginnya udah kencang aja. Dan tak lama, hujan pun turun. Awalnya angin, gerimis disertai angin, dan.. fix hujan. Untungnya saya dibonceng. Jadi bisa sedikit terlindungi. Yang bonceng yang kasian, pada basah kuyup.
Sampai di rumah Fahmi, disambut hangat oleh orangtuanya dan oleh kegelapan *listrik padam maksudnya :D*. Dibuatin teh manis anget *tau aja si ibu kalau pada kedinginan*
Tapi godaan durian ternyata begitu besar. Alhasil pada keluar ke teras dan makan durian sama-sama.
Dibanding durian waktu di Stabat kemarin, durian di Tebingtinggi lebih mantap punya. Entah yang milih yang jago, atau memang durian yang dijual kualitas unggul semua.
ngeduren,,, again :) |
eksis di warung mi sop |
di halaman rumah kak Rini |
we are Sheilagank Sumut!!! |
Setelah ke Tebingtinggi, kota mana lagi ya yang bakal dirusuhin ama Sheilagank Sumut?!
Rice cooker adalah salah satu benda yang nggak asing lagi di mata anak kos *emang ada yang masih asing dengan rice cooker yak?*. Biasanya, para anak kos akan masak nasi sendiri di rice cooker dan beli lauk ataupun katering di luar.
Dari namanya saja sudah jelas bahwa rice cooker artinya adalah penanak nasi. Kalaupun ada yang multifungsi, biasanya untuk memanasi dan mengukus. Tapi tahukah kalian, sepanjang pengalaman saya sebagai anak kos, saya dan sahabat saya pernah pernah melakukan aktifitas lain selain menanak nasi di rice cooker. Beberapa di antaranya akan saya ceritakan di postingan ini :)
Memasak Air
Seingat saya, dulu di awal-awal booming air galon siap minum, harganya hanya 3000-4000 satu galon. Itu pun sudah dijemput dan diantar ke rumah, kita tak perlu repot-repot ke depot air minum. Tapi harga galonnya yang lumayan mahal menurut dompet mahasiswa kere seperti saya. Jadi, di jaman orang sudah beli air galon dan minum dari dispenser, saya dan sahabat saya memilih memasak air di rice cooker. Kebetulan dulu rice cooker kami yang ukuran besar. Dan yang lebih kebetulan adalah uang kos kami sudah termasuk air dan listrik. Jadi saya tidak perlu mikirin tagihan listrik bakal nambah karena sering masak air menggunakan listrik. Palingan ibu kos yang pusing *maafkan mantan anak kosmu yang bandel ini ya bu :D*
Merebus Telur
Berhubung saya kurang suka telur rebus, jadi saya jarang melakukan ini. Tapi pernah melihat teman satu kamar saya melakukannya. Telur matang dengan sempurna, hehehee..
Menggoreng Telur
Jangan pikir rice cooker tidak bisa untuk menggoreng loh. Tidak percaya, coba saja sendiri.
Menggoreng Risol
Nah kalau ini ada saksinya, Sheilagank Sumut. Jadi pas kebetulan ada junior di organisasi kampus yang ngasi risol siap goreng *orangtuanya berjualan risol siap goreng*. Nah besoknya anak-anak Sheilagank Sumut maen ke rumah rame-rame. Ya uding saya goreng deh si risol di rice cooker. Mereka pada geleng-geleng liat kegilaan saya, tapi tetep risol gorengnya habis tak tersisah.
risol gorengnya nggak sempat diabadikan sudah ludes. jadi ini foto risol kukus yang saya eksekusi keesokan harinya |
Prinsipnya sama seperti merebus air. Memasukkan bubuk agar-agar dan mengaduk-aduknya. Jadi deh. Tinggal tuang ke cangkir, nitip di kulkas ibu kos supaya dingin. Ini dulu sering saya lakukan waktu kos. tapi sekarang udah nggak pernah. Kalau pengen pudding atau agar-agar, sekarang saya tinggal telfon sepupu saya yang juga tinggal di Medan. Dia pasti akan membuatkan pudding pesanan saya walau dengan bersungut-sungut :D
Buat Pudding
Ini sama seperti buat agar-agar. Tinggal beli pudding instannya saja, very simple to do ;)
Membuat bubur kacang ijo
Sebenarnya baik bubur kacang ijo, pudding, agar-agar, telur goreng/rebus, semuanya mudah didapat di luar. Tapi sekali lagi, dengan alasan ekonomis, saya jadi berpikir buat bubur kacang hijau sendiri. Seringnya sih cuma kacang hijau dan gula merah saja direbus *Emak saya sering bawain gula merah asli kalau saya pulkam, jadi saya tinggal beli kacang hijaunya*
Masak Sarden
Ini kemarin kejadian pas puasa. Saya masak sarden adabi di rice cooker. Sebelumnya numis sawi hijau dulu. Udah berasa masak konvensional dah :D
ini hasil memasak di rice cooker loh :D |
Yihaaa… dasar anak kampung, jadinya saya suka kangen makanan kampung, ubi rambat rebus salah satunya. Saya suka kangen ubi rambat rebus. Jalan satu-satunya mengobati kerinduan kalau masih lama pulang kampung ya beli ubi rambat trus direbus di rice cooker, kangen pun terobati :)
Masak Coklat
Selain mengirit, ternyata rice cooker bisa juga buat nambah penghasilan kita loh. Saya dan Ayoe sering masak coklat di rice cooker, bukan untuk konsumsi pribadi sih, melainkan dijual *dititipin ke sekolah-sekolah* hasilnya lumayan lah buat beli lauk makan. Eh, btw, kalau mau pesan coklat ke saya bisa juga loh hehhehee.. sampe sekarang masih jalan soalnya usaha coklat ini. Mimpinya sih nanti jadi pengusaha coklat yang sukses, amin *mohon diaminkan sodara-sodara*
jadi, siapa yang mau beli coklat kami?! ehehhehe... |
Eh, kalian pernah masak apa saja di rice cooker selain masak nasi?!
Bunga-bunga Indah Dalam Jepretan Fotographer Amatir : Saya suka fotographi. Tapi paling lemot kalau belajar fotographi (tekhnik memfoto, pengaturan kamera dll). Trus paling nggak mudeng kalau sudah mengenai edit-mengedit foto. Akhirnya saya memutuskan untuk suka jadi objek jeprat-jepret aja a.k.a bernarsis ria ketimbang jadi tukang fotonya *lari, takut dilempar sandal sama para fotographer*
Btw, kalau lagi nggak ada kerjaan dan ada bunga bagus di depan mata, saya suka menjadikannya objek percobaan saya dalam hal membidik lensa *percobaan mulu dari dulu, ntah kapan mahirnya*. Selain buat membunuh waktu, sekalian fotonya bisa buat foto postingan di blog ataupun IG *eh, udah pada follow Instagram saya belum? Follow gih :) @perempuannovember, sekalian promosi nggak papa kan ya hehehee…*
Kenapa saya pilih bunga? Soalnya bunga itu nggak banyak gaya, anteng aja gituh *galau bunganya gerak atau lari sana-sini saya yang bingung dong :D*. Jadi saya tinggal fokusin kamera ke objek saja. Alasan lain sih karena bunga-bunga itu sudah memang cantik dari sononya, jadi walau saya memfotonya tanpa tekhnik ini-itu, in sha Allah hasilnya tetap bagus *bagus dalam ukuran saya ya, nggak tau deh dimata kalian*
Nah, kali ini saya lagi pengen posting foto-foto bunga hasil jepretan saya yang tak seberapa itu *catet, yang tak seberapa itu bukan bunganya, tapi jepretan saya. Sadar diri mode on :D*. Semua foto diambil dari kamera smartphone ZTE V9820. Tidak ada edit-mengedit selain pemberian watermark dan memperkecil ukuran file *secara saya memang nggak jago ngedit foto*
bunga di pinggir jalan di Perbaungan |
bunga di depan rumah |
nah kalau yang ini bunga di halaman rumah uwak di Bandar Pasir Mandoge, saat silaturahmi lebaran kemarin |
ini termasuk bunga bukan ya?! :D |
yang ini juga bunga di halaman rumah uwak di Bandar Pasir Mandoge |
masih satu lokasi dengan foto sebelumnya, halaman rumah uwak :) |
kali ini si bunga jatuh di semak-semak :) |
ungu si bunga kertas, halaman rumah uwak, bandar pasir mandoge |
kalau ini di halaman rumah kak Rini, Pabatu, juga saat silaturahmi lebaran |
bunga di tepi jalan, halaman depan rumah kak Rini, Pabatu |
bunga di halaman samping rumah di kampung |
Yaps, itu dulu postingan saya tentang bunga-bunga indah dalam jepretan fotographer amatir yang tak seberapa ini. Semoga pada suka ya. Oya, kalau ada ide, saran, ataupun kritikan tentang foto-foto saya, jangan sungkan ya, biar saya bisa memperbaiki jepretan saya :)
ini bunga buat kamu, yang terkasih :D |