Menjadi duta damai dunia maya. |
Dunia maya kini diidentikkan dengan internet. Sebagian orang mungkin beranggapan dunia maya hanya sebatas sosial media, tempat orang-orang mengaktualisasikan diri. Tapi sebenarnya lebih dari itu. Dunia yang tak sekedar tempat untuk mencari informasi, tetapi juga berkomunikasi dan bersosialisasi. Perannya kini cukup besar dalam mempengaruhi kehidupan kita secara nyata. Lihat saja, orang kini berbisnis lewat internet. Mencari alamat lewat internet. Berkenalan bahkan bertemu jodoh juga lewat internet.
Dunia maya memiliki berpengaruh besar bagi kehidupan nyata. Lihat saja bagaimana saat musim pemilihan umum para partai dan calon-calonnya ramai berkampanye lewat internet. Atau bagaimana sebuah organisasi mengkampanyekan suatu isu.
Begitu besarnya peran internet tentu memudahkan kita. Tapi hati-hati, kita juga bisa terpengaruh hal-hal negatif jika tak bijak berinternet. Salah satu bahaya internet adalah munculnya situs-situs organisasi radikal dengan tujuan-tujuan golongan mereka. Situs-situs ini biasanya kontennya berisi kebencian dan seringnya justru berisi informasi dan data yang melenceng dari fakta yang ada. Tujuannya tak lain adalah untuk memprovokasi para pembaca yang umumnya adalah orang awam.
Teror Dunia Maya
Internet memang memiliki banyak manfaat bagi mereka yang tau dan mau menggunakannya dengan bijak, namun disisi lain internet juga merupakan teror menyeramkan yang mengganggu kenyamanan siapa saja.
Teror : usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan (kbbi.web.id)
Merujuk pada pengertian di atas, saya melihat ada begitu banyak teror di internet. Tak melulu tentang bom-boman atau organisasi-organisasi radikal yang diidentikan dengan suatu agama. Ada banyak teror lain di internet yang juga harus kita perangi.
Saya ngeri melihat foto-foto korban perang, bencana alam, atau kekerasan lainnya yang ditampilkan secara vulgar di internet. Jujur foto ataupun video vulgar masih suka terngiang-ngiang di kepala saya meski saya sudah tidak melihatnya.
Saya ngeri dan takut melihat berita-berita tentang pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan seksual, yang bahkan pelakunya adalah mereka yang masih berusia muda. Usut punya usut, mereka terdorong melakukan tindakan tersebut karena sering melihat video kekerasan, ataupun video porno di internet.
Saya sampai bergidik saking merasa betapa dunia ini sudah tidak aman *bagi kaum perempuan* saat melihat sebuah akun sosial media yang isinya adalah tokoh online yang menjual obat perangsang perempuan.
Saya sungguh tidak nyaman saat halaman facebook saya isinya adalah link-link situs dan gambar porno.
Saya juga sampai geleng-geleng kepala saat dua orang yang saya kenal sampai bermusuhan hanya karena balas-balasan komentar di status sosmed.
Saya… ah dari tadi saya saya mulu, bakal panjang bener kalau di list semua. Buat saya hal tersebut adalah teror karena menimbulkan kengerian di hati saya. Belum lagi masalah produktifitas orang-orang yang menurun akibat kebanyakan main sosmed. Meski di sisi lain banyak juga justru makin produktif setelah berinternet. Internet seperti pisau, bisa dipakai buat ngupas mangga, bisa juga buat melukai orang.
Menjadi Duta Damai Dunia Maya
Istilah duta damai dunia maya sebenarnya saya kenal saat mengikuti sebuah workshop yang diadakan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Oktober tahun lalu *kalau tak salah ingat*. BNPT memang tengah gencar mengkampanyekan dan merangkul generasi muda untuk bersama-sama menciptakan kedamaian, salah satunya dengan cerdas di dunia maya. Sebab memang tak dapat dipungkiri bahwa organisasi terorism telah memiliki pola baru dalam upaya penyebaran ideologi mereka serta perekrutan anggota. Saat ini ada begitu banyak situs-situs berpaham radikal dapat diakses bebas oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Tapi saya tidak akan bercerita panjang tentang BNPT meski saya tertarik untuk membahas tentang terorisme secara lebih lanjut lagi. Tentunya bukan teroris dalam artian organisasi/orang yang suka sok oke ngebom sana-sini atau bunuh orang terus foto-foto selfie.
Saya *dan juga kalian* tentunya tak ingin terus-terusan wall sosmednya dipenuhi link-link porno, berita-berita hoax, mengerikan, dan perang komentar dari orang-orang sekitar. Tapi sedihnya, kadang tanpa sadar kita juga ikut pula menjadi pelaku teror dengan menyebarkan link, foto, video, atau bahkan status bernada kebencian. Terus, sebagai pengguna internet, kita harus gimana dong?!
Menurut saya, kita bisa kok ambil bagian untuk memerangi dampak negarif dunia maya. Sebagai blogger dan penggiat sosmed, ada beberapa tips yang bisa kita terapkan. Tips-tips ini saya dapatkan saat mengikuti workshop BNPT dan juga berdasarkan hasil pemikiran pribadi :
1. Jangan terburu-buru share
Ini sering sekali terjadi. Seseorang membagikan sebuah link berita dengan judul provokatif. Ketika ditanya isi beritanya, ternyata orang yang membagikan mengaku tidak tau dengan pasti. Hanya membagikan link tanpa melihat isi linknya. Biasakanlah membaca terlebih dahulu isi link yang ingin kita bagikan. Jangan hanya karena judulnya menarik saja.
2. Cek & Ricek
Meskipun sudah membaca isinya, tetap saja cek dulu kebenaran dari status, isi link yang ingin kita bagikan. Secara saat ini banyak sekali berita hoax beredar. Dan sedihnya justru link berisi berita hoax ini malah banyak sekali yang membagikan. Ingat kejadian kerusuhan di Tanjung Balai beberapa waktu lalu? Kerusuhan tersebut pecah karena status seseorang di sosial media yang setelah ditelusuri ternyata statusnya ngawur. So, jangan buru-buru percaya, pastikan dulu kebenaran dari suatu info yang kita dapat.
3. Bandingkan dengan situs yang lebih terpercaya
Jika ragu dengan sebuah berita di sebuah link yang beredar, mungkin kawan-kawan bisa merujuk ke website-website yang selama ini terpercaya dengan berita-beritanya.
4. Berkomentarlah dengan bijak
Jika ada peribahasa yang mengatakan mulutmu harimaumu, maka kini saya punya istilah jarimu pisaumu. Ingat, pisau bisa digunakan untuk mengupas mangga *kenapa dari tadi mangga terus yang saya sebut ya*, dan juga bisa menusuk orang. Seringkali sebuah pertengkaran di dunia maya *yang merambat ke dunia nyata* berawal dari ajang saling berkomentar. Salah satu pihak merasa tersinggung, lalu kemudian jadi lah. Perang komentar yang tak terhindarkan. Tak jarang juga berujung pada permusuhan di dunia offline.
Kata-kata itu multitafsir. Kita anggap biasa saja, orang lain bisa saja mengartikan berbeda. Jadi jangan biarkan jari-jari kita mengetik kata-kata yang dapat memicu pertengkaran ataupun bernada provokasi.
5. Lapor
Tau nggak sih kalau kita bisa melaporkan situs yang menurut kita mengandung unsur-unsur radikalisme. Di Facebook kita bisa juga loh melaporkan link, foto, video yang berisikan hal-hal tidak baik.
6. Bijak dalam memosting
Baik bagi blogger ataupun penggiat sosmed, ingatlah bawa apa yang kita posting akan dibaca banyak orang. Jika yang kita posting adalah hal-hal yang berbau kebencian, negative, maka aura itu pula yang akan dirasakan para pembaca. Jadi, alangkah baiknya kita posting yang positif-positif saja.
Jika para blogger dan penggiat sosmed bersatu dan ramai-ramai memposting hal-hal positif, mudah-mudahan situs-situs negative akan tergeser posisinya.
Yaps, itulah sekilas tulisan saya tentang pisau bermata dua bernama internet. Tinggal kita yang mau menggunakan pisau itu untuk apa.
Sudah ya, saya mau ngupas mangga dulu :D
Eh, kalau ada tips lain untuk Menjadi Duta Damai Dunia Maya, share di komentar ya :)
Foto : moslemforall[dot]com
Notes : Tulisan ini terinspirasi dari postingan mbak Indah Julianti Sibarani di emak2blogger
6 komentar
Seperti halnya di dunia nyata, dunia buaya juga punya dua sisi ekstrim ya mbak, baik dan buruk. Maka sepatutnyalah dunia maya mencerminkan dunia nyata. Bila sopan santun dan etika jadi keutamaan dalam pergaulan sosial di dunia nyata mestinya hal tersebut juga berlaku di dunia maya
BalasHapustengkiu tipsnya ya mbk
BalasHapusaku jg lg ngerem2 nih, lbh hati2 lg. pgn hidup damai aja, dunia nyata jg dunia maya.
Siap mba.. terima kasih artikel inspiratifnya, bagus bgt ini untuk kita saat ini di mana smua hal bersinggungan dgn internet/ dunia maya
BalasHapusKarena sekarang meski kita tinggal di alam yg damai. Tetep bisa ikutan ga damai karena teror internet :(
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus