Melarikan diri ke Pantai Jono |
Melarikan Diri ke Pantai Jono – Wisata Batubara : Jangan berpikir saya sedang ditawan oleh seseorang. Tidak seperti itu. Saya hanya sedang merasa butuh piknik hingga memutuskan sejenak meninggalkan pekerjaan guna merefresh kepala. Jadi saya melarikan diri sekejap. Ke Pantai Jono. Batubara.
Jadi beberapa bulan yang lalu ada pekerjaan yang membuat saya harus menetap sekitar sebulan di Sei Suka Deras yang masuk wilayah Kabupaten Batubara - Sumut. Tinggal dengan lingkungan dan orang-orang baru itu ada enak nggak enaknya juga sih. Enaknya ya jadi punya pengalaman baru. Nggak enaknya kadang kita kangen sama keseharian kita, orang-orang yang biasa ada di hari-hari kita.
Nah di suatu malam minggu, teman-teman baru saya di Sei Suka Deras sebenarnya ngajak jalan-jalan esok harinya. Tapi sayanya malah nolak, dengan alasan masih banyak kerjaan *emang niatnya saya mau tetap ngerjain kerjaan meski itu hari minggu*
Hari minggunya. Di antara pekerjaan yang coba saya selesaikan, tiba-tiba kok ya saya malah bad mood dan pengen ngebolang. Tapi bukannya ngabarin temen yang malamnya ngajak jalan, saya malah pergi sendiri. Kemana? Nggak ada ditentuin sih. Yang penting kemana aja deh. Saya bosan di rumah.
Begitulah, tiba-tiba saya merasa butuh piknik hhahahaa… saya butuh petualangan. Sendirian.
Awalnya saya cuma menikmati minum es krim cincau yang di jual di pinggir jalan di depan Alfamart di simpang tiga Simpang Kuala. Menikmati Cappuccino Cincau sambil berbincang dengan si kakak penjual. Saya memandang ke pertigaan yang menuju ke Tanjung Gading. Dan tiba-tiba saya tergelitik ingin menjelalah ke sana.
Penjelajaan saya ke arah sana cuma sampai perumahan Tanjung Gading, perumahan untuk para karyawan PT. Inalum. Itu pun malam hari karena diajak seorang kawan. Siang hari belum pernah saya kesana. So, saya pengen melihat-lihat perumahan tersebut di siang hari.
Tapi begitu sepeda motor saya lajukan ke arah sana, saat persimpangan yang mengarah ke gerbang perumahan, saya malah lurus saja. Teringat kata seorang kawan kalau lurus saja bisa ke pabrik peleburan aluminium, Inalum. Ada juga beberapa pantai di daerah sana. Oke, baiklah. Lanjut terusss.
Singkat cerita, berbekal tanya-tanya dan celingukan melihat petunjuk plang nama pantai yang dituju, sampailah saya ke Pantai Jono. Pantai Jono, ada juga yang menyebut Pantai Perjuangan / Pantai Sujono. Tapi singkatnya sering dibilang Pantai Jono.
Pantai Jono, Pantai Sujono,Pantai Perjuangan, itu semua sebenarnya satu pantai yang sama gaes |
Jalannya lumayan bagus. Melewati perkampungan. Cuma sekitar sekilo menuju pantai, jalannya masih jelek. Sayangnya ngga keinget buat dokumentasiin kondisi jalan.
Waktu saya kesana, Pantai Jono baru saja dibuka kembali setelah sebelumnya terjadi percekcokkan antar pengurus tempat wisata tersebut. Perkara rebutan lahan wisata gituh deh katanya. Dan karena perebutan lahan antar warga itu makanya hari itu Pantai Jono sepi pengunjung. Tapi karena sepi itu saya justru senang, bisa bebas menyepi ehehhehe..
Tiket masuk ke Pantai Jono sebesar 5 ribu rupiah. Saya kurang tau itu berlaku per orang atau per kendaraan. Soalnya saya kemarin kan naik sepeda motor sendiri. Tiket masuk tersebut belum termasuk parkir ya. Karena saat parkir saya dimintai uang lagi sebesar 5 ribu juga.
Tiket masuknya 5 ribu |
Saya sampai jam setengah 3 sore. Saat air laut sedang pasang. Yang saya lihat justru deretan gubung yang disewakan dan air laut yang sampai ke kaki gubuk saat ombak mengarah ke daratan.
Pemandangan pertama yang menarik mata adalah penjual rujak yang ngetem di depan gubuk. Saya berpikir, ini tukang rujak gimana cara mengendarai sepeda motornya kalau begini kondisinya. Sedang dalam keadaan sepeda motor dimatikan begitu saja bannya sedikit terbenam pasir pantai yang basah. Tapi begitulah ya, namanya cari makan, pasti si abang penjual sudah biasa dengan jalanan pasir basah tersebut.
Penjual rujak di pinggiran Pantai Jono, lihat tuh ban sepeda motornya, sampe terbenam gituh |
Saya membeli seporsi rujak buah dan menikmatinya di salah satu gubuk sambil melihat sekeliling. Ah iya, saya tak menyewa gubuk tersebut, cuma numpang duduk saja ehehehe…
Tarif gubuk-gubuk di pinggiran pantai, 25 ribu |
Ini pertama kalinya saya ke pantai sendirian. Padahal niat ngebolang saya sendirian tuh justru ke gunung. Iya, saya pernah kepikiran untuk ndaki sendirian, berani nggak ya. Eh yang kesampaian justru ngepantai sendirian. Hidup memang tak terduga, seperti kamu yang sering datang tanpa diduga #eaaaakk… terus melenceng pembicaraan -_-
Ngapain aja saya disini, yaaah.. Cuma memandang jauh ke laut luas sambil menikmati deru ombak dan semilir angin. Menulis beberapa buah puisi. Lalu asik memperhatikan sekitar. Ibu-ibu penjual mie pecal, pengunjung lain yang tengah mandi, anak-anak penjual kepiting bakau, dan tentunya jepret sana-sini selagi baterai hape masih ada.
Ibu penjual mie pecel keliling |
Anak-anak yang sedang main di pantai |
Dari dulu kebiasaan, kemana-mana seringnya foto kaki sendiri :D |
Anak-anak penjual kepiting bakau |
Asik memandangi laut dan sekitar, saya memutuskan untuk berjalan-jalan. Saya pengen ke area yang lebih luas bentangan pasirnya. Bukan yang berisi deretan gubuk-gubuk begini. Tapi belum sepanjang pantai saja jalani, sebuah boat nelayan menepi. Rupanya mencari penumpang. Berkeliling naik boat nelayan di sekitaran pantai dengan tarif 3 ribu saja. Saat ada segerombolan pengunjung naik, saya pun nekat saja naik.
Awalnya cuma jeprat-jepret ini perahu, eh akhirnya menyusuri pantai dengan perahu ini :) |
Perahu nelayan |
Mau foto lagi, eh ada orang lewat, yowes dijepret aja, tapi kakinya aja :D |
Ternyata mereka 1 rombongan. Saya seorang yang sendirian. Cuma berteman bayangmu,,, huahahhaa.. syudahlah. Saya bukan sedang galau. Cuma kadang kalau lagi nulis gini suka melenceng-lenceng. Padahal aslinya hari itu saya enjoy aja menikmati kesendirian di antara deru suara boat dan muda-mudi yang sibuk berfoto di atas boat yang tengah melaju di sepanjang pantai.
Ini aslinya ada beberapa muda-mudi lain di perahu ini di samping saya duduk. Cuma saya males fotoin mereka. Soalnya mereka asik foto-foto sementara saya nggak ada yang motoin -_- |
Mendungnya meeeeen,,, eh iya, itu bangunan putih/ijo di kejauan sana itu katanya pabrik Inalum. Pengennya sih mendekat kesana perahunya, tapi nggak sampe sana tuh -_- |
Langit luas, awan mendung terasa dekat sekali di atas kepala, saya merasa sangat keciiiil disini |
Di kejauhan sana, langitnya cerah, sedang disini awan hitam menggantung |
Biasa foto perahu dari pantai, kali ini foto pantai dari perahu |
Ini fotonya juga masih di atas perahu, sebelum turun. |
Penumpang turun, anak-anak nelayan ini gotong royong ngangkat bangku yang kami jadikan pijakan saat turun dari perahu. Good job adik-adik |
Dan perahu pun pergi, saya sendiri lagi :D |
Usai naik boat, saya melanjutkan berjalan-jalan menyusuri pantai. Gerimis turun satu-satu. Imbas dari awan kelabu yang sejak beberapa saat lalu menggantung di langit. Saya terus saja melanjutkan langkah. Tak peduli gerimis. Pelarian kali ini tak ingin saya usaikan dengan cepat. Biar saja gerimis turun, saya nikmati saja sambil membidikkan kamera hape saya.
Tau kan artinya Penov? Perempuan November, ingat ya :D |
Jeprat-jepret lagi |
Masih objek yang sama, angle yang berbeda |
Foto kaki part II, kali ini ada tambahan objek kelapa :) |
Batang-batang kayu di pinggir pantai memang asik buat dijadikan objek foto ya :D |
Menghujam langit |
Bahkan batang kayu yang rebah di pasir pun tak luput dari jepretan :D |
Duduk di sebatang pohon sambil menikmati sekitar |
Tapi kemudian baterai hape saya ngedrop hingga tak bisa memuaskan hasrat saya mengabadikan berbagai hal yang tertangkap indera penglihatan. Hmm… baiklah. Duduk saja di sebatang kayu di pinggir pantai. Meresapi keramaian alam. Bukan deru kendaraan. Bukan celotehan mulut-mulut usil. Bukan pemikiran-pemikiran negative. Melainkan debur ombak, aroma khas laut, angin yang seperti tergesah, dan jiwa yang menenang.
Menjelang pukul 6 saya meninggalkan Pantai Jono. Sepanjang jalan dihadang gerimis yang sesekali menderas. Saya menikmatinya di atas sepeda motor. Melaju ke arah pulang. Untuk menyerahkan diri ditawan pekerjaan. Pelarian ini sudah cukup menyenangkan.
Melarikan diri ke Pantai Jono. Kalian pernah melakukannya? Atau mungkin, melarikan diri dari kejaran cinta sang mantan yang kembali datang. Ah, maafkan pertanyaan usil saya ;)
NB : Foto-foto diambil dari ZTE V9820, tanpa editan, hanya penambahan watermark.
43 komentar
Murah ya kak masuk ke pantainya :D
BalasHapusiya lumayan murah masuk ke pantai jono ini, cuma goceng aja :)
HapusSampe gelap gitu langitnya ya, Di. Kalau pas cerah pasti lebih oke, cuma ya resiko kulit menggosong. Hahahaha :D.
BalasHapuswww.mollyta.com
iyo kak, mendung gelap kemarin itu. terus rasanya langit itu deket banget, jadi agak-agak takut juga sih sebenarnya hahhahaha..
HapusWalah, saya kangen ngepantai eh mampir ke sini, fixlah kangen pantai.
BalasHapuspantai memang ngangenin mbak. segera gih diagendakan :)
HapusSalam kenal mbak. . .
BalasHapusOrang batubara ya ?
saya dari kisaran
salam kenal bg. orangtuaku di kisaran, aku ngekos di medan. trus kemarin kebetulan ada kerjaan di batubara, inderapura
HapusHaha me time emang diperlukan. Aku juga kemaren abis traveling ke Jogja sendirian. Bener-bener gak mau sama partner, suami bahkan nggak aku ajak wkwk. Abis itu pikiran fresshhhh!
BalasHapusiyo mbak, kadang kita butuh waktu sendirian, sekedar mendengarkan celotehan diri sendiri. kalo aku belum ada pasangan mbak, jadi masih bebas kalo pengen penikmati kesendirian :)
HapusTernyata Kak Diah, suka menyendiri yah, sampe-sampe ke pantai pun sendiri. Awas anyut Kak hehehe
BalasHapusiya kak, kadang butuh waktu-waktu sendiri. untungnya cuma di pinggiran pantai kak, jadi gak anyut hehhehe
Hapuswehh...
BalasHapusada pantai ya ternyata, tapi langsitnya gelap banget ya. coba kalo cerah pasti lebih bagus.
kemarin emang lagi mendung mbak, makanya langitnya gelap dan kelabu :)
HapusSaya juga sering bangt jalan sendiri dan memang jepretin kaki sendiri adalah solusi terbaik apalagi masih belom pede kebanyakan selfie :)
BalasHapusbener mas, aku pun nggak pede selfie muka yang pas-pasan ini, jadinya kaki deh yang difoto :D
HapusPantainya masih sepi & bersih ya.. Enak tuh, kalo udah rame biasanya banyak sampah di mana2.
BalasHapuskalau dah rame selain jadi kotor juga nggak asik buat difoto mbak :)
HapusAir pantainya keruh.
BalasHapusApa itu gara-gara cuaca ya.
Coba airnya bening dan berwarna kebiruan gitu psti bakalan mempesona.
pantai-pantai di Sumut yang berbatasan dengan selat malaka memang airnya seperti itu mas, beda ama pantai lainnya. saya juga nggak tau kenapa gituh
HapusNama pantainya lucu, Jono. Kira-kira kenapa ya dinamain itu? Apa karena yang nemu pertama untuk umum itu Jono? Eh malah jadi berandai-andai aku
BalasHapusaku juga sebenarnya penasaran sama asal usul nama pantai itu mbak, cuma kemarin nggak nemu orang yang tepat buat ditanyai -_-
HapusItu gubuk sama ombaknya deket banget jaraknya. Seru dah lama ga ke pantai. Hampir setahun. Hehe
BalasHapusiya mbak, kebetulan kemarin pas nyampe pas lagi pasang, jadi sampe ke gubuk airnya.
HapusAku pernah melarikan diri tp ke tempat ramai. Lha ke pantai barengan tetep kaya sendiri. Btw, ombaknya lumayan
BalasHapushihihii.. jadi kebalik ya mbak. iya ombaknya lumayan mbak di pantai ini, tapi airnya nggak sejernih pantai-pantai lainnya.
HapusIndonesia itu kayak banget akan pantai ya. Meskipun sering ke pantai saya gak bosan. Ke sumatra belum pernah, jadi mupeng kesana
BalasHapusyuk mbak, cobain pantai-pantai di Sumatera, siapa tau jodoh #eh hehheee..
HapusNama pantainya kekinian bgt. Kayak judul lagu dangdut, Bang Jono. Hihi. Emm, saya pun kadang melaarikan diri ke sebuah tempat untuk menikmati kesendirian bersama alam. Kadang malah hanya sekadar berkendara tanpa tujuan
BalasHapuslah kok sama ya mbak, aku juga sering berkendara tanpa tujuan, sekedar merefresh pikiran :)
Hapusnama pantainya kekinian meski pantainya udah lama beroperasi :)
Pantai Jono di daerah mana nih mbak? Murah bgt euy..
BalasHapusKe pantai tuh emang enak banget ya buat menyendiri, cari inspirasi, dan bengong mikirin masa depan :D Jadi pengen ke pantai~
ini di daerah Batubara mbak, Sumatera Utara. Menyendiri ke pantai itu memang asik, salah satu hal yang saya suka.
HapusBener-bener me time ini namanya ya mba jalan2 ke pantai sendirian gak ada yg recokin hehe
BalasHapusyaps.. me time banget lah pokoknya. kadang kita emang butuh waktu-waktu menyendiri gini ya :)
HapusYa ampuun kok saya liat gambar yang di tengah laut yang awannya agak gelap ko sedih yaa.. serasa pengen gimanaaa gittu.. kali-kali doong ajak emak satu ini vacation.. kasian idupnya kurang piknik, apalagi ke Pantai nggak bakal nolak deh hahaha
BalasHapusyang awan mendung itu emang seolah representasi hati yang sedih ya mbak. kita liatnya ikut sedih.
Hapusyuuk mbak sini main ke pantai kita :)
Penasaran nama Sujono apa dari nama seorang pejuang? Kok nama lainnya pantai perjuangan hehe
BalasHapusTFS, bagus tempatnya :)
nah ini yang aku kurang tau mbak. soalnya nggak ada orang yang bisa ditanyain tentang sejarah nama ini waktu saya berkunjung kesini.
HapusNama pantainya lucuuu Jono.. Pemandangannya juga bagus hihihi..
BalasHapusDuh jadi pengen main ke pantaiii
ah apalah arti sebuah nama mbak hihihiii
HapusKalau membaca tulisan tentang pantai, pengen terbanglah secepatnya ke tempat itu! Semoga aku bisa mengijakkan kaki di Pantai Jono ini
BalasHapusterbang bebas seperti burung camar ya mbak. pantai memang selalu punya pesonanya sendiri :)
HapusGw sih sering bgt k pantai ini ... Banyak kenangan d pantai .sejarah yg tak terlupakan.
BalasHapusSetiap sabtu sore gw sering maen k pantai sendirian sampai sore .. Enak menyendiri d pantai
Melihat liat laut .lepas mata memandang kebesaran pencipta
Pikiran tenang d temani matahari senja jingga...
Ketika gelap pun datang saya pun pulang.
Terdengar sayup berita bahwa kawasan pantai akan d jadikan kawasan industri karna masuk teritorial zona industri internasional..
Salam pencinta alam