Kebahagiaan Keluarga, Penentu Karakter dan Tumbuh Kembang Anak : Happy Father’s Day! Hari minggu ketiga di bulan Juni *hari ini* diperingati sebagai Hari Ayah di sekitar 75 negara di dunia. Dan di Indonesia, Hari Ayah jatuh pada tanggal 12 November tiap tahunnya.
Bercerita tentang ayah, rasa-rasanya saya langsung berubah cengeng dan pengen mewek teringat kangen almarhum ayah. Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang kenangan saya bersama ayah. Tapi selalu tak sanggup saya ungkapkan karena belum apa-apa udah keburu mewek duluan. Bahkan submenu di blog ini yang berjudul ‘Surat untuk Ayah’ sampai sekarang isinya cuma 2 postingan pendek karena selalu tak sanggup menahan hujan di sudut mata tiap mau mulai menulis. Terlahir sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya serta dijuluki ‘anak ayah’ karena dianggap paling disayang, saya memang yang paling cengeng dibanding abang-abang saya saat ayah pergi. Sampai sekarang pun saya masih suka nangis mengingat ayah. Bukannya tak ikhlas, cuma ya itu, saya kangen. Kenangan indah bersama ayah selalu saya rindukan.
Oke, mari bercerita ayah ayah yang lain daripada nanti postingan ini jadi postingan curhat + bumbu bawang bombay yang bikin berurai airmata.
Btw, saya paling nggak suka adegan di sinetron-sinetron yang nampilin adegan seorang suami marahin istrinya saat anak mereka buat masalah. Apalagi pas suami bilang : kamu tuh ngurus anak aja nggak becus!
Kalian pasti sering juga kan lihat adegan seperti itu di sinetron-sinetron. Sebenarnya nggak di sinetron aja sih. Di kehidupan nyata juga saya kerap mendapati pertengkaran suami istri dikarenakan anak mereka berulah. Dan di saat seperti itu biasanya si suami mojokkin istrinya dengan kalimat sakti mandraguna yang pasti akan sangat sukses menusuk hati kaum istri : ibu macam apa kamu, ngurus anak aja nggak bisa.
Adegan selanjutnya biasanya sih bisa ditebak. Kalau tipe istri yang ‘nrimo’ dia bakalan diem, nunduk, ngerasa bersalah dan ngerasa gagal ngurus anak. Adegan lainnya ya si istri nggak terima disalahkan dan akhirnya mereka saling menyalahkan.
Apakah mengurus anak hanya tugas istri ataupun seorang ibu?! Menurut saya tidak. Namun fakta di lapangan seringnya yang saya dapati justru pemikiran tersebutlah yang berkembang di masyarakat. Ibu mengurus rumah dan anak, ayah bekerja mencari nafkah untuk istri dan anaknya.
Lalu ketika ada masalah pada si anak, sang ayah dengan entengnya menumpukan kesalahan pada ibu. Saya suka heran melihat kondisi ini, kenapa banyak sekali para ayah yang justru ‘mangkir’ dari tanggung jawab saat anak bermasalah. Seolah-olah hanya karena ia bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah ia jadi boleh membebankan tanggung jawab mendidik anak kepada istrinya.
Sejatinya, tugas mengurus anak adalah tanggung jawab bersama. Sebab meski ibu lebih banyak di rumah *jika si ibu tidak bekerja di luar alias IRT*, tetap saja anak membutuhkan figur ayah. Anak membutuhkan figur orang tua yang utuh. Itu sebabnya keterlibatan ayah sangat dibutuhkan dalam pengasuhan anak.
1 ayah lebih berharga dari 100 guru di sekolah.
(George Herbert)
Guru memang pengganti orang tua saat anak di sekolah. Tapi menurut Herbert, 100 guru di sekolah tidak lebih berharga dari 1 orang ayah. Kalimat ini bukan untuk mengesampingkan peran guru, tapi untuk menunjukkan betapa kehadiran seorang ayah begitu berarti bagi seorang anak.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh psikolog Rini Hildayani, M.Si pada Media Talkshow acara Nestlé LACTOGROW Happy Date with Legendaddy – Happy Winter Land di Medan pada 15 Mei 2016 kemarin :
“Interaksi dan pengalaman yang dialami anak ketika bersama dengan orang tua, khususnya ayah, dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan kognitif dan bersosialisasinya. Hal penting yang perlu diingat oleh orang tua dalam mengasuh dan berinteraksi dengan anak adalah harus peka terhadap apa yang dibutuhkan anak, termasuk kebutuhan untuk merasa bahagia.”
Media talkshow Lactogrow menghadirkan psikologi, pakar gizi, dan publik figur |
FYI nih guys, tingkat kebahagiaan dan pengalaman masa kecil menjadi penentu karakter dan tumbuh kembang anak. Nestlé LACTOGROW melakukan survey awal tentang Arti Kebahagian Keluarga kepada para orang tua lewat sosial media. Hasilnya cukup mencengangkan, hanya 53% responden yang menyatakan bahwa anak mereka merasa bahagia akan hubungannya dengan orang tua. Artinya 47% sisahnya adalah keluarga dengan anak-anak yang merasa tidak bahagia terkait hubungannya dengan orang tua. Mungkin kalau diibaratkan gunung, yang 47% ini statusnya ‘awas’ kali ya :)
Survey ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) guna mencari tahu bagaimana memaksimalkan keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak untuk meningkatkan kulaitas kebahagian keluarga yang berhubungan erat dengan pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak. dalam diskusi ini diketahui bahwa para ibu merasa pola asuh anak berperan penting dalam menentukan kebahagiaan keluarga. Misalnya saja pola makan. Kalau orang tua tidak memperhatikan pola makan anak, bisa berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan keluarga loh. Sebab pola makan menyangkut kesehatan anak. Kalau pola makannya nggak teratur dan anak jadi sakit, gimana mau bahagia.
Pakar gizi medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. mengatakan “Organ imunitas terbesar ada di dalam saluran cerna. Oleh karena itu, penting untuk memastikan saluran cerna dalam keadaan sehat agar dapat menjalankan fungsinya, termasuk diantaranya untuk menyerap zat gizi dari makanan. Saluran cerna yang sehat akan menunjang tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun secara mental dan sosial. Saluran cerna yang tidak sehat akan menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan yang tidak hanya mempengaruhi fungsi saluran cerna dan perkembangan otak anak, tetapi juga kondisi psikologis anak dan orang tua.”
Wah..wah… semua saling berkaitan ternyata ya. Para orang tua harus tau nih. Calon orang tua seperti saya juga wajib tau :D
Menyadari akan pentingnya kebahagiaan keluarga terhadap tumbuh kembang si kecil, Nestlé LACTOGROW mempersembahkan Nestlé LACTOGROW Happy Date with Legendaddy – Happy Winter Land di Medan. Acara yang menghadirkan arena bermain salju terbesar di dalam mall ini di Medan diadakan di Plaza Medan Fair. Acaranya seru dan menyenangkan. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga para orang tua, mengingat memang acara ini dibuat untuk menjalin bonding antara anak dan orang tua, khususnya anak dan ayah.
Kakak MC nya pakai baju hangat karena memang lumayan dingin, berasa di negeri dongeng yang identik dengan salju deh :D |
Asiknya bermain ditemani ayah |
Main bareng ayah. Yang paling dingin itu ya disini, tapi karena pakai kaus kaki dan sepatu yang disediakan penyelenggara, jadi aman deh. |
Coba tebak burung apa ini? |
Main terusss |
“Dengan aktivitas yang sebagian besar berada di luar rumah, tantangan terbesar bagi saya adalah memastikan kami sekeluarga tetap mendapatkan waktu berkualitas. Oleh karena itu, saya sangat menyambut baik acara Happy Date with Legendaddy – Happy Winter Land karena aktivitas yang terdapat di dalamnya dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga,” tutur Oka.
Para pembicara menyapa pengunjung yang hadir |
gate masuk ke area acara |
Eh iya, ini foto-foto keseruan saat acara Happy Date with Legendaddy – Happy Winter Land di Medan kemarin.
Kebahagiaan masa kecil yang akan tersimpan di memori jangka panjang tiap anak |
Pengunjung ramai... |
Photo booth. Berfoto bersama snow man |
Ini salah satu arena yang banyak diminati si kecil |
Ada yang pengen foto sama si burung tapi malu-malu :D |
Dekorasinya yang kece serasa benar-benar di negeri 4 musim yang tengah turun salju |
sepertinya kelincinya mager karena lagi winter :D |
Dan salju pun turun di dalam mall :D |
Happy Father’s Day, semoga semakin banyak ayah ayah yang mau mengambil peran dalam pengasuhan buah hati. Semoga semakin banyak anak-anak Indonesia yang merasa bahagia akan hubungannya dengan orang tua. Semoga nggak ada lagi ayah-ayah yang bilang ‘kamu ngurus anak aja nggak becus’ ke ibu-ibu. Dan semoga kelak saya dapat jodoh yang bisa jadi suami dan ayah yang baik buat keluarga kami *tolong diaminkan sodara-sodara, terkhusus do’a yang paling terakhir itu ehheheee*.
8 komentar
weekend dan hari libur kalau buat aku adalah waktu buat anak...
BalasHapusquality time with family ya mbak :)
HapusBetul ya mak, saya ngerasain banget peran serta Bapak saya yang menjadikan saya mau ga mau nekat, kalau gak saya jadi pengecut banget :D. Maklum bapak saya gemar banget nyuruh saya benerin genteng, secara saya anak pertama. manfaatnya sih jadi ga manja aja ngurusin rumah :)
BalasHapuswow benerin genteng, mantap mak, jadinya nggak manja ya mak. saya nggak sampe benerin genteng sih, karena abang saya ada 4 :D tapi memang apa masa-masa bersama ayah jadi kenangan yang begitu lekat di kepala saya :D
Hapusbetul sekali, kebahagiaan keluarga akan emmberikan rasa nyaman bagi anak2 dan anak2 juga akan mempunyai perasaan kasih
BalasHapusiya mak, apa yang anak rasakan, itulah yang akan ia beri ke orang lain ya mak. kalau dia merasa dikasihi, diapun akan mengasihi orang lain :)
Hapusmakanya... Emang pernah ngerasa kurang aja sama kasih sayang ayah [emang]
BalasHapusmeski ada banyak sosok guru di sekolah, tetap aja kok rasanya beda ya kalo kasih sayang antara ayah dan anak. kek apa gitu rasane :D
nise share mba :D
ikatan darah emang nggak bisa dibohongi ya mbak. guru tetaplah orang yang berjasa, tapi peran ayah (orang tua) juga sangat besar dalam menentukan karakter anak.
Hapus